iklan

Ditonton Ribuan Orang, Basakeco dan Bakilung Tampil di Pentas Seni Kota Banjarmasin   

BANJARMASIN – Kongres Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke-6 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 18-21 September 2024, dimanfaatkan rombongan Kabupaten Sumbawa untuk mempromosikan budayanya.

Salah satunya memperkenalkan Basakeco dan Tarian Bakilung. Atraksi seni Samawa ini ditampilkan secara apik dan menarik oleh tiga penari. Yakni Fithriati, S.P., M.T (Kabid Kebudayaan Dikbud Sumbawa) , Rifani Juniarsih (Mahasiswa UTS, jurusan Seni Tari) dan Dira Hermayani (Staf Pengajar di SDIT yang juga Mahasiswa UT Jurusan Bahasa Inggris).

Penampilan penari ini mendapat aplus panjang dari ribuan penonton yang memadati Siring Menara Pandang, tepi Sungai Martapura, tempat berlangsungnya acara, Rabu (18/9) malam. Sebab di lokasi yang sama juga digelar Festival Jukung Hias Tanglong menyambut Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-498 tahun.

Baca Juga:  84 Transportasi Pedesaan Dapat Bansos Dampak Kenaikan BBM 

Ditemui usai penampilan, Fithriati, S.P., MT Kabid Kebudayaan Dikbud Sumbawa, mengucap syukur karena sambutan penonton terhadap tarian tadi cukup antusias. “Alhamdulillah, sambutan penonton baik, karena dalam tarian itu membawa warna Islami,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa Tarian Bakilung adalah tarian tradisional Sumbawa yang biasanya dipentaskan dalam berbagai acara, seperti upacara adat dan perayaan.

Bakilung menggambarkan gerakan yang dinamis dan ritmis, yang mencerminkan kebudayaan dan nilai-nilai masyarakat Sumbawa, seperti kerukunan, semangat, dan rasa syukur.

Dalam tarian ini Bakilung dikolaborasikan dengan Sakeco, gerakan energik dan interaktif yang berisi pesan atau nasehat.

Ia berharap penampilan tarian tersebut menjadi bagian dari promosi budaya sebagai identitas dan kebanggaan terhadap warisan Sumbawa.

Baca Juga:  Bupati Sumbawa Ingatkan Guru Tentang Pentingnya Melek Digital

Selain itu upaya untuk terus melestarikan tradisi dan nilai-nilai budaya agar tidak punah. Karena dengan promosi yang tepat, budaya dapat berkembang dan beradaptasi, sambil tetap mempertahankan esensinya.

“Ini juga nantinya dapat menjadi wisata budaya untuk daya tarik pariwisata, yang dapat mendukung ekonomi lokal,” pungkasnya. (PS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *