iklan

Buka Seminar Moderasi Agama, Bupati Ingatkan Pentingnya Menghargai Pandangan Orang Lain 

SUMBAWA – Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah, membuka Seminar Moderasi Beragama dan Pentas Seni Orang Muda Lintas Agama, pada Selasa (4/7) di Aula Gereja Katolik Paroki Sang Penebus.

Kegiatan ini digelar oleh Komisi HAK (Hubungan Antaragama dan Kepercayaan) Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar (Bali – NTB), dengan tema “Bangkit dan Bergerak Bersama Merawat Toleransi dan Kerukunan Dalam Keluarga”.

Dalam sambutannya, Uskup Denpasar (Bali – NTB), Silvester San menyatakan, tujuan kegiatan ini untuk merawat toleransi dan kerukunan ditengah keberagaman, guna merekatkan persatuan dan persaudaraan orang muda lintas agama, serta membuka wawasan kebangsaan dan memotivasi orang muda peduli lingkungan. ‘’Tema yang diangkat dalam seminar ini sangat menarik, mengingat bangsa ini adalah bangsa yang besar, dengan berbagai perbedaan suku, agama, ras,’’ tuturnya.

Ia mengajak semua pihak untuk membangun sikap toleransi yang memang sangat dibutuhkan dalam bernegara, terutama dalam kehidupan sehari-hari agar bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan. ‘’Moderasi beragama sangat penting. Bangun toleransi penting. Kita harus rawat ini demi keberlangsungan negara. Pemerintah mencanangkan moderasi keberagama, ini yang kita laksanakan,’’ ujarnya.

Baca Juga:  Pastikan Antibodi Terbentuk Pasca Vaksin, Disnakeswan Cek Sampel Darah Ternak 

Sementara Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah mengatakan, di era yang semakin maju dan terkoneksi ini, moderasi dalam beragama, terutama di kalangan orang muda sangat penting. ‘’Orang muda adalah harapan masa depan, karena itu sebagai pemimpin daerah, tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa generasi muda kita tumbuh dalam kerukunan, saling menghormati, dan hidup dalam kedamaian meski memiliki perbedaan keyakinan agama,’’ terang Haji Mo – sapaan akrab Bupati.

Menurut Bupati, moderasi beragama bukan hanya sekadar menghormati keberagaman, tetapi juga membangun pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai agama yang dianut. Hal ini melibatkan kesediaan untuk mendengarkan, memahami, dan menghargai pandangan orang lain tanpa mengorbankan keyakinan diri sendiri.

‘’Moderasi beragama adalah tanggungjawab bersama, tidak hanya pemuda, tetapi juga masyarakat, pemimpin agama, dan pemimpin daerah, harus berkomitmen untuk memperjuangkan moderasi beragama. Jika bersatu dan bekerja sama, masyarakat pasti dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, saling menghormati, dan penuh toleransi,’’ tukasnya.

Dalam kegiatan itu, selain seminar, juga dilaksanakan Deklarasi Pemuda Lintas Agama Sumbawa, yang isinya antara lain, merawat toleransi dan kerukunan dalam kehidupan bersama, membangun persaudaraan sejati dalam beragama, menjaga situasi yang kondusif di masing-masing daerah untuk menyukseskan pemilu 2024, serta membangun komunikasi dan kerjasama lintas agama untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul dalam masyarakat guna mencegah konflik horizontal

Baca Juga:  CPNS Lulusan Seleski 2021 Mulai Bekerja April

Juga dilakukan pelepasan balon perdamaian, yang dinilai sebagai simbol kebersamaan. Kegiatan lainnya adalah aksi peduli lingkungan dengan mengecat kembali trotoar di wilayah kota Sumbawa. serta pelaksanaan pentas seni orang muda lintas agama. (PS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *