Oleh : Salmawati
Mahasiswa Fakultas Agama Islam PGMI UMMAT
Universitas Muhammadiyah Mataram
Bisa kita lihat semakin kita dewasa semakin tau bahwasannya tidak ada perbedaan antara laki laki dan perempuan untuk meraih pendidikan, perkerjaan, karir dan cita cita seseorang, banyak orang tua mengatakan bahwa seorang perempuan tidak perlu bersekolah cukup di ruma saja atau menjadi ibu rumah tanga biarkan laki laki saja yang menempuh pendidikan, hal ini sangatlah tidak adil. Karena pada dasarnya seorang perempuan bisa dan mampu meraih pendidikan, karir, cita-cita, perkerjaan, pemimpin dan juga bisa sekaligus menjadi ibu rumah tangga.
Seperti yang kita ketahui gender dan kesetaraan gender adalah suatu keadaan setara antara laki laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Keseteraan gender juga yaitu bagaimana konsep yang dikembangkan pada dua instrumen internasional yang di mana di sini deklarasi universal hak asasi dan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi pada perempuan, yaitu deklarasi universal hak asasi manusia ini menyatakan bahwa semua manusia dilahirkan bebas. Sama dengan merujuk pada deklarasi ini bahwa bagaimana konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan mencantum istilah, yaitu hak asasi sama untuk laki laki dan perempuan jadi pada konsep ini yaitu gender merujuk pada Kesetaraan penuh antara laki laki maupun perempuan.
Di sini tidak ada perbedaan perempuan memiliki hak asasi laki laki pun seperti itu sehingga tidak ada perbedaan antara keduanya mereka juga memiliki hak pendidikan, ekonomi, politik, sipil, sosial dan budaya bagaimana konsep ini juga merujuk pada situasi di mana tidak ada individu yang ditolak mereka bebas bersekolah melakukan politik sosial bahkan pada umumnya tidak hanya laki laki yang memiliki hak atas kepemimpina perempuan juga bisa.
Dikutip pada zaman kolonial Belanda Raden Ajeng Kartini berjuang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. Khususnya hak mendapatkan kesetaraan dalam bidang pendidikan untuk bisa mengemban ilmu dan bersekolah. Raden Ajeng Kartini memulai perjuanganya dengan mendirikan sekolah untuk perempuan bangsawan yang punya maksud bahwa para perempuan pribumi akan dapat memperbaiki kedudukan kaum perempuannya. Cita-cita dan semangat perjuanganya tertuang dalam surat surat yang dikirimnya kepada sahabatnya termaksud kepada abendonan, perjuangan kartini melawan diskriminasi mendorong perempuan modern saat ini untuk berani melawan stereotip perempuan ujungnya jadi ibu rumah tangga saja.
Pada jaman Nabi Muhammad SAW juga wanita sangat dimuliakan dimana sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW perempuan dijadikan budak hawa nafsu semata. Itulah mengapa laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan dalam hak kewajiban berpendidikan, politik, karir dan kepemimpinan. (*)
Artikel yg bagus dan sangat bermanfaat, terus kembangkan kemampuan menulis dan tingkatkan prestasi untuk masa depan NKRI yg lebih maju
Artikelnya keren Abis kaya yang bikinnya Keren
salam Dari garut