SUMBAWA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, mengaku optimis jika pekerjaan DAK fisik bidang SD tahun 2022 bakal selesai tepat waktu.
Progres pekerjaan yang saat ini sedang berjalan dan sudah mencapai rata-rata 80 persen jadi alasannya. “Alhamdulillah, seluruh pekerjaan sudah 80 persen. Sekarang tinggal menunggu pencairan dana tahap III,” ungkap Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, Mohammad Husnul Alwan, S.Ag, saat ditemui, Senin (17/10).
Dana tahap III yang dicairkan nanti sebesar 30 persen dari total DAK yang diterima tahun ini. Untuk diketahui Sumbawa mendapat kucuran DAK fisik bidang SD sebesar 3 Miliar lebih. Ada 23 SD yang ditetapkan sebagai penerima. Sekolah ini tersebar disemua kecamatan. Tiap sekolah mendapat alokasi dana bervariasi. Paling kecil sekitar Rp 75 juta dan paling besar mencapai Rp 200 juta.
Alokasi DAK ini ada yang diarahkan untuk memperbaiki ruang kelas, ruang laboratorium dan membangun ruang kelas baru hingga. Termasuk juga digunakan untuk pembangunan toilet.
Alwan menegaskan, seluruh pekerjaan sesuai kesepakatan harus sudah rampung pada akhir bulan November mendatang. DAK fisik bidang SD ini bersifat swakelola. Karena itu pekerjaannya dikelola langsung oleh komite sekolah.
Agar pekerjaan ini bisa selesai tepat waktu Alwan mengatakan, tim fasilitator dari Dinas Dikbud Sumbawa, selalu turun melakulan pengawasan langsung ke lapangan.
Diakuinya, memang ada beberapa kendala yang sempat dirasakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Terutama menyangkut letak geografis dan keterlambatan pencairan dana. Namun, kondisi ini masih bersifat normal dan bisa dikendalikan. “Masalah biasa itu (letak geografis dan keterlambatan pencairan) sudah teratasi semua. Itulah makanya kami optimis seluruh pekerjaan bisa tuntas sesuai jadwal,” ujar Alwan.
Kalau pun nantinya ada sekolah yang belum bisa menyelesaikan pekerjaannya sesuai kesepakatan, maka Dinas dikbud Sumbawa, akan mengambil kebijakan memperpanjang waktu pekerjaan sampai akhir tahun.
“Tidak selesai juga, solusinya bentuk kepanitian baru yang dianggap mampu menyelesaikan pekerjaan di sekolah bersangkutan. Tapi kalau melihat progres pekerjaan yang sudah 80 persen ini, Insya Allah, selesai sesuai kesepakatan,” pungkasnya. (PS)