SUMBAWA – Puluhan peserta yang merupakan murid Sekolah Dasar (SD) terlihat antusias mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat kecamatan, Selasa (27/9). Para siswa ini berasal dari 27 SD yang ada di Kecamatan Sumbawa. Kegiatan yang dipusatkan di SD Negeri 2 Sumbawa, dari tanggal 26 sampai 28 Spetember ini pun, berlangsung cukup meriah.
Ketua Panitia kegiatan, Muhammad Taufik S.Pd menyampaikan, tema yang diambil dalam festival kali ini yaitu “Anjung Paniseng Budaya Samawa”. Artinya, budaya Sumbawa diharapkan kembali bangkit dan dapat diwariskan generasi penerus. “Dengan adanya kegiatan ini baik guru, kepala sekolah maupun siswa ikut termotivasi untuk melestarikan budaya sumbawa. Kegiatan ini pun termasuk filosofi yang diinginkan dalam revitalisasi bahasa yang diprogramkan Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa melalui Bidang Kebudayaan,” ujarnya.
Disebutkannya, ada 4 macam kesenian yang diperlombakan. Yakni Batuter, Rabalas Lawas, Sakeco dan Satera Jontal. “Untuk Batuter diikuti oleh 20 peserta, Rabalas Lawas 19 peserta, Sakeco 16 peserta dan Satera Jontal 17 peserta. Total 72 peserta,” ungkapnya.
Peserta yang menjadi terbaik satu di masing-masing kategori kata Taufik, akan menjadi duta Kecamatan Sumbawa di Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Kabupaten Sumbawa. “Kami selaku panitia juga mengapresiasi dukungan dari teman-teman kepala sekolah, Korwil Pengawas terhadap berlangsungnya kegiatan ini. Selain itu, harapan kami mudah-mudahan kegiatan ini menjadi motivasi luar biasa agar revitalisasi bahasa yang diinginkan pemerintah dapat terlaksana dengan baik. Begitu juga dengan tumbuh kembang cinta anak sebagai orang sumbawa terhadap budayanya,” tandasnya.
Koordinator Wilayah (Korwil) Dikbud Kecamatan Sumbawa, Mustakim S.Pd menambahkan, kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kemahiran siswa dalam berbahasa daerah samawa dan meningkatkan kreatifitas siswa dalam bersastra daerah. Termasuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dan kebanggaan siswa terhadap kekayaan berupa bahasa dan sastra daerah Sumbawa.
“Fenomena saat ini banyak yang beranggapan bahwa bahasa daerah itu norak atau kampungan. Itulah yang kita mau rubah dan hilangkan pola pikir seperti itu. Sehingga melalui kegiatan ini kita ingin tanamkan ke anak–anak kita supaya terbiasa dengan bahasa daerah dan budaya daerah kita,” terangnya seraya berharap kepada kepala sekolah, guru, dan pembina agar konsisten mengajarkan hal seperti ini sehingga berkesinambungan dan dapat dimasukan melalui ekstrakulikuler.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, Sutan Syahril S.Sos menyampaikan apresiasinya kepada Kecamatan Sumbawa atas terlaksananya kegiatan ini. Dikatakan, kegiatan seperti ini merupakan pemantik dan diharapkan dapat ditindaklanjuti di tahun berikutnya melalui program sekolah. “Ini dalam rangka pelestarian, pemanfaatan dan pembinaan lokal Sumbawa,” terang Kabid.
Diungkapkannya, dari 24 kecamatan yang ada, kecamatan yang sudah selesai melaksanakan kegiatan yaitu Kecamatan Moyo Utara, Moyo Hilir, Lape, dan Alas Barat. Kemudian yang sedang berlangsung saat ini Kecamatan Sumbawa, dan kecamatan lainnya akan menyusul.
“Mudah-mudahan dari Kecamatan Sumbawa ada yang mewakili ke provinsi. Untuk tingkat Kabupaten dijadwalkan pada minggu ketiga bulan Oktober. Memang kegiatan ini adalah kegiatan dari kementerian juga dalam rangka pelestarian bahasa dan pengembangan pemanfaatan budaya lokal,” pungkasnya. (PS)