iklan

Sumbawa PPKM Level 2, Prokes Tatap Muka Diperketat, Ekskul Dipangkas

SUMBAWA – Pembelajaran tatap muka selama PPKM level 2 di Kabupaten Sumbawa tetap dilaksanakan 100 persen dengan sistem protokol kesehatan secara ketat. Namun sejumlah kegiatan ekstrakurikuler (Ekskul) dipangkas.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, Dr. Muhammad Ikhsan Safitri, M.Si, mengungkapkan, kebijakan tatap muka 100 persen merujuk kepada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri.

Dalam SKB disebut bahwa daerah dengan PPKM level 1 dan 2 memungkinkan untuk masuk sekolah 100 persen. Sumbawa ambil jalan tengah. Siswa masuk 100 persen, protokol kesehatan diperketat dan sejumlah kegiatan ekskul dipangkas.

”Terkait dengan proses pembelajaran di sekolah pasca dikeluarkan edaran bupati, kita sudah sampaikan kepada satuan pendidikan dari PAUD, TK, SD hingga SMP supaya intinya meningkatkan protokol kesehatan,” ungkap Ikhsan Safitri, Rabu (09/02/2022).

Baca Juga:  Perbup Pendidikan Karakter Resmi Diluncurkan, Kadis Dikbud : Siap Kita Terapkan Secara Masif

”Kita berharap sekolah-sekolah itu mengurangi kegiatan ekskul. Sedangkan proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, normal tidak shif-shifan. Kita ambil titik moderatnya. Oke masuk 100 persen, tapi protokol kesehatan diperketat,” lanjutnya.

Berdasarkan hasil evaluasi Dikbud, ujar mantan Kepala Dinas Tenaga Kerjan dan Transmigrasi (Disnakertrans) ini, kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR) dua tahun terakhir menyebabkan pendidikan Sumbawa terpuruk. Secara akademik, nilai siswa juga mengalami penurunan.

”Dua tahun ini hasil evaluasi kita, selain akademik kita terpuruk, dari sisi karakter tidak bisa dikendalikan manakala BDR. Karena itu kita tetap masuk sampai keadaan kembali normal. BDR kalau dalam posisi seperti saat sekarang ini banyak mudarat dari manfaat,” tegasnya.

Kepala sekolah diberikan kewenangan mengatur proses pembelajaran selama PPKM level 2 diterapkan. Namun sekolah harus pandai-pandai memilah mana kegiatan yang boleh dan tidak untuk dilaksanakan.

Baca Juga:  Relokasi Tak jadi, SDN Nijang Bakal Direvitalisasi

”Saya kira pihak sekolah sudah dewasa menentukan mana yang boleh dan tidak boleh. Kita kan tau bahwa akhir-akhir ini banyak kasus (Covid). Sehingga harus ada kesadaran kolektif untuk memperbaiki keadaan,” pungkasnya. (PS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *