SUMBAWA – Konferensi Cabang (Konfercab) XVII Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumbawa digelar. Kegiatan dipusatkan di Hotel Grand Samawa Sumbawa Besar, selama dua hari. Terhitung mulai Sabtu 16 Oktober hingga Minggu 17 Oktober 2021.
Kegiatan bertema ‘Menjaga tradisi meneguhkan jati diri’ itu dibuka secara resmi oleh Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat, H. Lalu Aksar Ansori.
Hadir, Ketua Tanfiziyah PCNU Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah. Pimpinan DPRD Kabupaten Sumbawa. Ketua Rois Syuriah PCNU Kabupaten Sumbawa, Ketua Badan Otonom (Banom) NU, MWC, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Sekretaris PWNU NTB, Lalu Aksar Ansori dalam sambutannya mengatakan, Konfercab akan melalui beberapa tahapan. Mulai dari pembukaan, pembacaan tata tertib, Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), perumusan program hingga pemilihan ketua.
Konfercab diharapkan berjalan secara demokratis. Mengedepankan musyawarah mufakat dalam hal pengambilan keputusan. “Musyawarahnya harus efektif, sehingga kerjanya lebih banyak di dalam 5 tahun mendatang,” katanya.
Diungkapkan, telah banyak ulama dan tokoh-tokoh Sumbawa menjadi generasi awal NU. Mereka terlibat aktif dalam membesarkan bahkan memimpin NU sejak dahulu.
Bahkan sebelum NU lahir, kata dia, telah banyak ulama Sumbawa yang menjadi guru besar, imam besar dan menulis kitab-kitab. Mereka tak hanya menyebarkan ilmunya di Indonesia, tapi hingga ke belahan dunia.
”Sebelum NU lahir dari abad 17, 18, 19 itu sudah banyak ulama-ulama di Sumbawa menuntut ilmu menjadi guru, menjadi imam besar Masjidil Haram, menulis kitab, mengajarkan kitab. Tidak hanya mengajarkannya di Indonesia, tapi mengajarkan ke ulama Asia Tenggara, pada ulama dunia, dan Benua Afrika,” terangnya.
Bupati Sumbawa sekaligus Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah dalam sambutannya mengatakan, Konfercab merupakan momentum bersejarah bagi warga NU di Kabupaten Sumbawa.
Konfercab selain ajang konsolidasi organisasi, juga sebagai ajang silaturrahmi dalam rangka menjaga tradisi. Meneguhkan jati diri keislaman di Kabupaten Sumbawa dengan amaliyah Ahlussunah Waljamaah dalam bingkai NKRI.
Menurutnya, tradisi berlandaskan Al-Quran dan Sunnah Rasul telah diajarkan turun-temurun oleh para alim ulama terdahulu. Bahkan, para orang tua terdahulu selalu mewarnai kehidupan masyarakat di Tana Samawa yang mengacu pada falsafah ‘Adat barenti ko sara’, sara’ barenti ko kitabullah’. ”Ziarah kubur dan lainnya adalah bentuk karakter Aswaja di tanah Samawa,” ucap Haji Mo, akrab bupati disapa.
Meneguhkan jati diri, lanjut bupati, salah satu akar prinsip kultural Nahdliyah di Kabupaten Sumbawa. ‘Takit ko nene kangila boat lenge’, sebuah prinsip masyarakat yang selaras dengan empat sikap masyarakat Nahdlatul Ulama. Tawasuth, Itidal, Tasamuh dan Tawazzun.
Tawasuth dan Itidal yaitu sikap menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Kemudian sikap Tasamuh atau toleran terhadap perbedaan sikap, Tawazzun atau sikap seimbang dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Serta sikap amar ma’ruf nahi mungkar, mengajak kepada kebaikan dan menolak berbuat buruk. ”Inilah karakter dari warga Nahdiyin di Kabupaten Sumbawa,” terangnya.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa 2021-2026 dengan visi Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban, telah membangun nilai-nilai karakter yang mampu menjadi haluan bagi pengejawantahan kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan berkeadaban. Salah satunya adalah dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 33 tahun 2021 tentang pendidikan karakter.
Perbup pendidikan karakter merupakan wujud penerapan nilai-nilai pancasila, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
”Kami berharap dengan pendidikan karakter ini nantinya dapat berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter peserta didik. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan nilai-nilai pembentukan karakter yang meliputi karakter dalam hubungannya dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia dan lingkungan,” imbuhnya.
Bupati juga berharap, Konfercab XVII melahirkan kepengurusan baru PCNU Kabupaten Sumbawa. Selain itu juga melahirkan program kerja dan rekomendasi yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat maupun dalam mendukung suksesnya pemerintahan Kabupaten Sumbawa yang gemilang dan berkeadaban.
Sebelumnya, Ketua Panitia Konfercab XVII PC NU Kabupaten Sumbawa, Syamsul Munir dalam laporannya menyampaikan, Konfercab diselenggarakan sebagai wahana konsolidasi pengurus tertinggi pada tingkat cabang.
Tujuannya merekatkan kembali kebersamaan dan persatuan antar pemimpin, pengurus, kader dan warga NU untuk memperjuangkan visi organisasi secara maksimal. ”Tanpa persatuan tentunya akan melemahkan misi dalam mencapai tujuan bersama,” katanya. (PS)