SUMBAWA – Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Sumbawa, Abdul Haris mengatakan, untuk penanganan kebencanaan khususnya kebakaran, perlu dibuka zona baru. Antara lain zona Lopok-Lape, Empang-Tarano, Lunyuk, Lantung-Ropang, dan Moyo Hulu.
“Di dalam renstra 5 tahun Dinas Damkar itu, kami masih butuh membuka zona baru. Ada 6 zona baru yang kami rencanakan untuk dibuka. Tapi inipun tergantung kemampuan keuangan daerah. Sebab bukan hanya sarana nanti yang harus dipenuhi, tetapi juga SDM dan pembiayaannya,” kata Abdul Haris, saat ditemui, Jum’at (28/10).
Rencana pembukaan enam zona tersebut lanjutnya, untuk mengejar aturan Kemendagri Nomor 114 tahun 2018, bahwa respon time 15 menit. “Enam zona ini juga belum mampu mencapai respon time 15 menit, tapi minimal mendekati,” ucapnya.
Dicontohkan, jika terjadi kebakaran di wilayah Kecamatan Lape dan Lopok, tidak bisa direspon 15 menit dari Mako atau kota Sumbawa Besar. Dan juga tidak bisa direspon 15 menit dari zona Plampang. Demikian pula dengan zona-zona yang direncanakan lainnya.
“Mudah-mudahan, karena kemarin juga sempat disuarakan oleh teman-teman DPRD, camat Lunyuk, dan masyarakat. Makanya Lunyuk itu menjadi prioritas oleh bupati dan wakil bupati. Anggaran untuk pengadaan armada termasuk perbaikan dua unit yang sudah kami rencanakan, tergantung kebijakan pimpinan,” ujarnya.
Ia berharap, pemda dapat menganggarkan untuk pengadaan armada baru, dan perbaikan dua unit di tahun 2023 mendatang.
Ia juga berharap, masyarakat memahami apabila armada pemadam tiba dilokasi kebakaran lebih dari 15 menit sejak pemberitahuan. “Ini yang harus dipahami oleh masyarakat. Misalnya tim kami tiba diwilayah bencana yang jaraknya diatas 15 km. Terus tiba diatas 15 menit sejak pemberitahuan, itu bukan hal yang kami sengaja,” tandasnya.
Selain itu, agar masyarakat dapat memberi ruang kepada unit pemadam kebakaran yang sedang menuju lokasi bencana. “Kedua, kesadaran masyarakat kita di jalan untuk memberi ruang kepada armada belum masih rendah. Kita berangkat ke titik bencana sudah pakai serine berbunyi, lampunya menyala, kadang tidak mau membuka jalan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, selain itu, ambulance yang dimiliki dan dibawa ke lokasi kebakaran, tidak untuk melakukan pertolongan di lokasi. Tetapi untuk membawa korban, dari lokasi kebakaran menuju pelayanan kesehatan terdekat. “Kemarin sempat ada kejadian. Masyarakat salah paham dengan keberadaan ambulan kita,” pungkasnya. (PS)