SUMBAWA – Dua guru SMAN 2 Sumbawa akan diberangkat ke Australia dalam Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia 2022.
Program ini merupakan program pertukaran guru dan pelajar yang didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) pemerintah Australia dan diimplementasikan oleh Asia Education Foundation (AEF).
Guru SMAN 2 Sumbawa yang diberangkatkan itu adalah Wahyudinsyah, S.Pd dan Febrina Dahayanti, S.Pd. Kedua guru Bahasa Inggris ini akan menetap di Negara Kanguru itu selama dua pekan.
”Insya Allah, akhir Oktober nanti berangkat. Di sana (Australia) selama dua minggu sampai awal November,” kata Kepala SMAN 2 Sumbawa, Syahyuddin, S.Pd, MA, TESOL, saat ditemui di sekolahnya, Senin (12/9).
Selama berada di Australia, kedua guru tersebut akan menimba ilmu di sekolah mitra, St Margaret’s Berwick Grammar, yang terletak Negara Bagian Victoria.
Selama berada di Australia, terang Deden, sapaan akrabnya, para utusan akan mengikuti pelatihan pembelajaran hingga mendiskusikan berbagai isu pendidikan.
Di samping itu, mereka juga berkesempatan untuk mempromosikan adat dan budaya Indonesia dan Sumbawa khususnya kepada warga di sana.
”Sebelum berangkat Pak Wahyu dan Ibu Febrina ini sudah mengikuti pelatihan yang dilakasanan oleh penyelenggara program secara Daring dan Luring,” ungkapnya.
Sementara itu, guru dari Autralia akan didatangkan tahun 2023 mendatang. Jadwalnya bergeser dari rencana awal pada akhir September 2022. ”Ditunda ke tahun 2023 karena ada kendala teknis,” ujarnya.
Selain guru, SMAN 2 Sumbawa juga berencana mengirim siswanya ke Australia. Namun hal ini akan dibicarakan terlebih dahulu dengan wali murid.
Berbeda halnya dengan guru, seluruh biaya ditanggung sendiri oleh siswa. Mulai dari biaya keberangkatan hingga biaya selama sebulan mereka menetap di sana.
”Untuk siswa swadaya dari orang tua. Setelah guru kembali, akan diundang orang tua yang tertarik untuk mengikuti program. Jumlah (siswa) tidak dibatasi,” tandasnya.
Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia telah berjalan sejak 2008 lalu. Setiap tahunnya diikuti oleh sekolah berbeda-beda.
Tahun ini, yang lolos seleksi hanya 10 sekolah dari 500 sekolah pelamar dari seluruh Indonesia. Di NTB sendiri ada dua sekolah yakni SMAN 2 Sumbawa dan SMAN 1 Sumbawa.
Kepsek berharap, program kemitraan ini berdampak terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, dan Sumbawa khususnya.
Selain itu, adat dan budaya daerah asal sekolah juga menjadi dikenal sehingga warga Australia tertarik untuk berkunjung.
”Kita berharap program berlanjut. Dampaknya luas, tidaknya kepada SMAN Sumbawa tapi juga sekolah lain di NTB,” ucap mantan Kepala SMAN 1 Utan ini. (PS)