SUMBAWA – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Sumbawa kini sudah meluas di 6 kecamatan. Sebelumnya penyakit yang disebabkan oleh virus itu ditemukan di Kecamatan Maronge. “Per 14 Agustus ada 1.019 kasus di 6 kecamatan,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Sumbawa, H. Junaidy, SPt, Senin (15/8).
Rinciannya di Kecamatan Maronge sebanyak 703 kasus, Moyo Hilir 282 kasus, Moyo Utara sebanyak 6 kasus, Untir Iwis ada 17 kasus, Lunyuk 10 kasus, dan 1 kasus di Kecamatan Sumbawa.
Meski tingkat penyebarannya cepat kata Junaidy, angka kematian ternak karena PMK sangat kecil. Hanya 6 ekor dan 11 ekor yang dipotong bersyarat.
Untuk menghadang laju PMK, Junaidy mengatakan pihaknya memaksimalkan vaksinisasi. “Tahap pertama habis 1000 dosis. Kemudian tahap kedua 5000. Tadi pagi nyampe dari Mataram 5000 dosis lagi dan sudah disebar ke UPT-UPT Peternakan,” ujarnya.
Junaidy mengakui jumlah vaksin yang tersedia tak sebanding dengan populasi ternak sebanyak 300 ribu lebih.
Karena itu strategi vaksinisasi PMK diprioritaskan pada daerah-daerah terjangkit, beserta radius 10 kilometer darinya.
Junaidy mengaku senang dengan tingginya animo peternak memvaksin ternaknya. Karenanya untuk memenuhi kekurangan vaksin tersebut, pihaknya telah menyurati Pemrov NTB untuk meminta dukungan vaksin dan peralatan tambahan. “Kami sudah minta ke provinsi (NTB) didrop vaksin dan peralatan lainnya. Tapi tunggu habis yang ini, baru dikirim lagi,” ucap Junaidy.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakeswan, Drh Rini Handayani M.Si, meminta peternak memaksimalkan kearifan lokal melalui obat-obatan herbal untuk mencegah PMK.
Resep herbal tersebut ungkap Rini, meliputi campuran kuning telur, asam, kunyit, gula merah atau madu.
Dikatakannya, larutan herbal itu dapat meningkatkan imum tubuh. “PMK itu penyebabnya virus. Lawannya adalah imunitas tubuh,” terang Rini seraya menyebut resap herbal itu telah diterapkan disejumlah daerah dan terbukti manjur. (PS)