SUMBAWA – Masyarakat Desa Labuhan Ijuk, Kecamatan Moyo Hilir, menyatakan jika desa tempat mereka tinggal itu tetap akan menjadi basis kemenangan Muhammad Yamin SE., M.Si, anggota DPRD Sumbawa dari Fraksi Hanura. Penegasan ini disampaikan perwakilan warga, Heri Purnomo, saat Ketua Badan Kehormatan DPRD itu menggelar resesnya di desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan tersebut, Kamis (25/8).
Menurut Heri, yang juga tokoh masyarakat setempat itu, perhatian yang diberikan Muhammad Yamin untuk desanya sangatlah besar. Bantuan untuk peningkatan kesejahteraan yang diberikan kepada warga sudah tak terhitung lagi jumlahnya. “Jadi wajar kami tetap memperjuangkan dan memenangkan beliau di sini,” kata dia.
Tak hanya bantuan sarana prasarana bagi nelayan, Yamin Abe, sapaan akrab politisi Hanura itu, lanjut Heri, juga mampu memberikan beberapa program lainnya baik yang langsung diperoleh melalui dana aspirasinya, maupun hasil mediasinya dengan leading sector terkait.
Diakui Heri, Labuhan Ijuk masih banyak membutuhkan perhatian. Karenanya Ia berharap Yamin selaku wakil mereka di DPRD dapat selalu bersama mereka.
Sementara warga lainnya meminta Yamin Abe, bisa mengawasi proyek jalan Ngeru—Ijuk yang akan dikerjakan dalam waktu dekat ini agar hasilnya berkualitas dan dimanfaatkan dalam jangka panjang. Masalah talud di Labu Ijuk juga perlu dituntaskan karena hanya tersisa beberapa meter. Selain itu warga mengeluh harga jagung yang anjlok, di satu sisi harga pupuk selangit.
Anggota DPRD Sumbawa, Muhammad Yamin SE., M.Si mengapresiasi konsistensinya masyarakat Labuhan Ijuk dalam mendukungnya selama ini. Para pemilihnya di desa itu adalah orang-orang yang jujur dan ikhlas. Bantuan yang diberikan juga tidak sepenuhnya, melainkan bersifat stimulant guna memotivasi warga bekerja dan berusaha.
Mengenai masalah talud, Yamin Abe, mengaku pertamakali dibangun pada masa Bupati Drs. H. Jamaluddin Malik dan Kadis PU H. Asaad Abdullah. Talud ini merupakan bagian dari usulan fraksinya di DPRD. Yamin juga mengaku program pertanian pertama di Labuan Ijuk, atas usulannya sehingga ada cetak sawah baru. Untuk itu sebagian warga Labu Ijuk beralih menjadi petani.
Terkait dengan keluhan anjloknya harga jagung dan mahalnya pupuk akibat berkurangnya alokasi jatah dari pusat, Yamin menegaskan, itu terjadi secara nasional. Salah satu penyebabnya adalah munculnya lahan baru. Sementara pupuk yang dialokasikan pusat berdasarkan data RDKK dari daerah. Di sisi lain yang menanam jagung sebagian tidak terdata di RDKK. “Banyak lahan baru digarap masyarakat, bahkan yang tidak memenuhi syarat seperti di tebing atau lereng yang curam dijadikan lahan menanam jagung. Ini yang tidak masuk RDKK,” terang Yamin Abe.
Meski demikian pemerintahan Mo-Novi telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan itu dengan mendatangi pemerintah pusat agar ada tambahan pupuk. Sedangkan untuk harga jagung, Yamin mengaku mendapat informasi bahwa Gubernur NTB segera mendatangkan investor untuk membangun pabrik pengolahan jagung sehingga harga pupuk tetap stabil dan ada nilai tambah bagi masyarakat. “Kalau ada pabrik pengolahan, harga pasti stabil, dan lapangan pekerjaan terbuka sehingga ada serapan tenaga kerja,” ucapnya. (PS)