SUMBAWA – Anggaran Museum Daerah Sumbawa, yang hanya dialokasikan Rp 200.000 setahun mendapat sorotan dari Tim Roadmap Museum Kemendikbudristek RI sekaligus praktisi budaya, Serius Zebua.
Dia minta kebijakan anggaran Pemda Sumbawa untuk pengembangan museum daerah ditinjau ulang. Karena dinilai sangat jauh dari visi misi museum ke depan yang berpihak kepada masyarakat khususnya anak muda.
”Seharusnya bisa ditinjau ulang alokasi anggaran yang diberikan,” ujar Praktisi Budaya dari Jakarta itu usai sosialisasi pemanfaatan museum daerah dan seminar kajian koleksi museum pada Senin (25/7).
Menurut dia, museum tidak bisa dipisahkan dari identitas masyarakatnya. Sehingga support pemda dalam pendanaan sangat dibutuhkan untuk pengembangan museum di daerahnya masing-masing.
”Jadi kekuatan utama budaya atau museum ini adalah dukungan pemerintah melalui pendanaan, pembiayaan yang maksimal agar museum berkembang dengan baik,” terangnya.
”Bagaimana warisan (Budaya) ini bisa dilestarikan kalau tidak ada dukungan dari pemerintah tidak maksimal. Maka seharusnya pemerintah melihat, bertindak dan memberikan perhatian lebih,” tambah dia.
Pengembangan museum butuh dana besar. Mulai dari pemeliharaan gedung hingga pengadaan sejumlah fasilitas pendukung. Dia nenegaskan, museum dewasa ini sudah harus dikelolah dengan cara yang modern. Seperti digitalisasi semua koleksi yang ada.
Dengan begitu, museum menjadi lebih mudah diakses bahkan semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung.
”Melihat kekinian yang muncul di butuhkan teknologi informasi yang menyentuh semua elemen dan kalangan. Maka jika dilihat dari arus modernisasi maka pembaharuan dalam bentuk digitalisasi semua koleksi yang ada di museum,” pungkasnya. (PS)