SUMBAWA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK gelombang I berakhir pada Senin (11/7). Secara umum, pelaksanannya berjalan aman dan lancar. Namun kuota siswa baru di 37 sekolah di Sumbawa belum terpenuhi. Alhasil, pendaftaraan gelombang kedua pun harus dibuka.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (KCD Dikbud) Kabupaten Sumbawa, Nasrullah Darwis, M.Pd, menyebutkan dari 42 sekolah, baru lima yang telah memenuhi kuota pada PPDB gelombang I.
Sekolah tersebut adalah SMAN 1 Sumbawa, SMAN 2 Sumbawa, SMKN 1 Sumbawa, SMKN 2 Sumbawa dan SMAN 1 Empang. Sementara yang lainnya masih belum mencapai kuota sehingga membuka pendaftaran gelombang kedua.
PPDB gelombang II dibuka mulai Selasa 12 Juli dan berakhir pada Kamis 14 Juli mendatang. Jika dalam tiga hari masih ada sekolah yang belum memenuhi kuota, maka pendaftaran bisa kembali diperpanjang.
“Sepertinya pendaftaran gelombang kedua ini semua kuota sudah bisa terpenuhi. Kalau belum, dapat diperpanjang. Sampai masuk sekolah juga tidak masalah. Yang penting anak-anak kita bisa bersekolah,” kata Nasrullah, ketika ditemui saat melakukan monitoring PPDB di SMAN 3 Sumbawa, Selasa (12/7).
Sekolah yang belum memenuhi kuota pada PPDB gelombang I ini, antara lain SMAN 3 Sumbawa dan SMAN 4 Sumbawa. Kepala SMAN 3 Sumbawa, Aminu Irfanda Supanda, S.Pd, M.Pd, membenarkan hal itu.
Ia mengatakan, tahun ini sekolahnya menerima 9 Rombongan Belajar (Rombel) dengan jumlah siswa 288. Hingga PPDB gelombang I berakhir, jumlah pendaftar baru 231 orang. Artinya masih kekurangan 57 orang.
Kekurangan tersebut sudah tertutupi di hari pertama PPDB gelombang II bahkan melampaui. Meski demikian pendaftaran tetap dibuka hingga batas waktu yang telah ditentukan. ”Alhamdulillah, hari ini sudah 92 orang, malah lebih,” ujarnya.
Sementara di SMAN 4 Sumbawa, jumlah pendaftar masih jauh dari target. Sekolah tersebut menyiapkan 5 kelas untuk siswa baru. Tapi hingga PPDB gelombang I berakhir jumlah pendaftar baru 40 orang. Jumlahnya bertambah menjadi 52 orang pada hari pertama PPDB gelombang II.
Sementara itu, Kepala SMAN 4 Sumbawa, Dra. Tutik Wahyuni mengungkapkan, kondisi itu terjadi setiap tahun. Ini disebabkan banyak calon siswa baru yang awalnya memilih mendaftarkan diri di sekolah-sekolah favorit. Sementara sekolahnya cenderung menjadi alternatif.
”Mereka biasa coba daftar di SMAN 1 Sumbawa dan SMAN 2 Sumbawa. Setiap tahun begitu kondisinya,” tandasnya. (PS)