SUMBAWA – Sebanyak 15 SMK di Nusa Tenggara Barat (NTB), bakal beralih status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Di Kabupaten Sumbawa, ada dua sekolah. Yakni SMK Negeri 2 Sumbawa dan SMK Negeri 1 Buer.
Ketika menjadi SMK BLUD, maka produk hasil karya siswa tidak lagi sekadar menjadi pajangan hasil praktek. Tapi dapat dipasarkan secara legal.
“SMK BLUD akan memberikan ruang kepada sekolah. Di samping sebagai pusat pembelajaran kejuruan, juga bisa menjadi pusat unit produksi,” ungkap Kepala SMKN 2 Sumbawa, Khaeruddin, SPd, MPd, saat ditemui, Rabu (03/11/2021).
Menurutnya, ada dua pendekatan pembelajaran dalam SMK BLUD. Pertama teaching factory. Di sini siswa akan dilatih untuk dapat melakukan proses produksi selayaknya industri.
Melalui kegiatan pembelajaran secara formal, siswa nantinya dapat menghasilkan suatu produk. “Produk Based Learning (PBL). Ketika produk dipromosikan dan laris, berarti kompetensi anak-anak bagus,” terangnya.
Kedua, pendekatan kewirausahaan. Yakni pembentukan kelompok usaha yang akan dijalankan siswa selama menempuh pendidikan di sekolah. “Jadi, ketika sudah lulus nanti mereka sudah punya bentuk usaha apa yang dikerjakan kelak,” kata Heru, sapaan akrabnya.
Seperti diketahui, SMKN 2 Sumbawa, telah berhasil menciptakan beragam produk. Seperti petinang pintar dan mesin pencacah pakan ternak.
Petinang pintar merupakan alat pencuci tangan otomatis berbasis kearifan lokal. Memadukan unsur teknologi modern dengan unsur budaya lokal.
Untuk menggunakan petinang pintar, tidak perlu menyentuhnya. Cukup dengan melambaikan tangan pada sensor, maka sabun maupun air akan keluar dengan sendirinya.
Sementara mesin pencacah pakan ternak dilengkapi dengan konveyor, pengabut suplemen pakan otomatis dengan sistem sensor dan distribusi pakan ternak ke kandang menggunakan remot kontrol.
Mesin pencacah pakan ternak ini, bahkan telah dipamerkan dalam pameran karya teknologi SMK di STIP Banyumulek Lombok Barat, 17 Agustus 2020 lalu.
Selain produk tersebut, SMKN 2 Sumbawa, melalui berbagai Kompetensi Keahlian (KK) sudah mampu menghasilkan produk seperti kanopi, teralis, engsel bubut, alat pencetak batako dan sebagainya. “Kalau kita lihat peralatan yang ada di bengkel maupun di workshop, peralatan (standar) industri. Baik di kendaraan ringan, sepeda motor dan pemesinan itu canggih,” tandasnya.
Untuk menuju SMK BLUD, pihak sekolah telah melalui berbagai tahapan. Mulai dari pengajuan proposal, sosialisasi, penyusunan dan pengajuan dokumen dan presentase kesiapan sekolah menjadi BLUD. “Saat ini kita sedang menunggu visitasi. Kalau dari segi alat dan sumber daya manusia, kita sudah sangat siap,” ujar mantan Kepala SMAN 1 Moyo Utara ini.
Dihubungi terpisah, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, Nasrullah Darwis, S.Pd., M.Pd., mengakui jika ada dua SMK di Kabupaten Sumbawa, yang akan beralih status menjadi BLUD ini.
Dengan menjadi BLUD, sekolah bersangkutan (SMKN 2 Sumbawa dan SMKN 1 Buer), kata dia, bisa menjual produk hasil karya siswa secara legal. Baik dalam bentuk barang maupun jasa.
“Sama dengan BLUD pada umumnya di pemerintah daerah. Setelah berstatus BLUD dia punya kewenangan mengelola bisnis murni di sekolah,” kata Nas.
Di Kabupaten Sumbawa, sebenarnya banyak SMK yang juga layak dijadikan BLUD. Karena kuota terbatas, yang terpilih hanya dua sekolah. Ke depan, SMK BLUD di Sumbawa, diupayakan terus diperbanyak.
“Kalau Pak Gubernur kita sih pengen semuanya. Tapi kuota terbatas, hanya dua. Iya, bertahap lah. Ke depan kita harap lebih banyak lagi. Kita akan usulkan sepuluh,” tegas mantan Kepala SMKN 3 Sumbawa itu.
Nas berharap, dengan perubahan status kedua SMK menjadi BLUD, mutu dan kualitas SMK bisa menjadi lebih baik. “Semoga ini menjadi motivasi bagi sekolah lain di Sumbawa,” pungkasnya. (PS)