SUMBAWA – Peraturan Bupati No. 33 Tahun 2021, tentang Pendidikan Karakter, resmi diluncurkan Bupati Sumbawa, Drs H Mahmud Abdullah, belum lama ini.
Dunia pendidikan di Bumi Sabalong Samalewa, utamanya jenjang PAUD, TK, SD dan SMP, menyambutnya dengan gembira.
Kini mereka resmi memiliki pondasi dasar dalam melaksanakan dan menyukseskan program pemerintah.
Sekolah menilai, keberadaan Perbup tersebut sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Terlebih dengan kondisi dan perkembangan jaman sekarang ini. Sebab, tak sedikit muncul kasus yang justru mencoreng citra pendidikan. Baik itu yang dilakukan oleh oknum siswa, lebih-lebih oknum guru yang seharusnya menjadi tauladan bagi siapa pun.
“Momen diluncurkannya Perbup ini sangat tepat dengan kondisi kekinian. Banyak kejadian miris di dunia pendidikan kita. Perbub ini bisa jadi tameng, untuk menekan hal-hal semacam itu. Ini juga (Perbup) sangat klop dengan visi Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban,” ungkap Kepala SMA Negeri 1 Unter Iwis, Drs Thamrin, saat ditemui, Selasa (05/10).
Khusus di sekolahnya kata dia, prinsip-prinsip yang ditanamkan dalam pendidikan karakter sudah dilaksanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Salah satunya tertuang dalam visi 3S (Salam, Sapa, Senyum) yang dicanangkan dan wajib dilaksanakan bagi seluruh warga sekolah.
Dalam ucapan dan tindakan, tidak ada makna memerintah. Yang ada hanya minta tolong atau saling tolong menolong. Karakter inilah yang kini dikembangkan di sekolahnya.
“Tidak ada yang main perintah di sekolah kami, baik itu guru kepada murid, maupun kepala sekolah ke gurunya. Kalau minta tolong, iya. Kita ingin membangun harmonisasi atau sikap saling menghargai antar warga sekolah. Kebersamaan itu harus kita rajut dengan baik,” ujarnya.
Sifat gotong royong lanjut mantan Kepala SMPN 2 Unter Iwis ini, juga ditanamkan kepada warga sekolah. Ketika melihat lingkungan sekolah tidak bersih, dengan kesadaran sendiri dan tanpa diperintah mereka bahu membahu bekerjasama membersihkan lingkungan sekolahnya. Sikap malu membuang sampah sembarangan juga turut disematkan.
“Sifat kekeluargaan juga kita tanamkan di sini. Kami ingin menjadikan sekolah sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja dan belajar,” tandasnya.
Meski demikian, ia menyadari prinsip-prinsip penerapan pendidikan karakter di sekolahnya belumlah berjalan sempurna, meski sudah dijalankan sebelum Perbub tersebut lahir.
Karena itu, sekolahnya akan mempelajari lebih detail lagi isi Perbub tersebut. Itu untuk mengetahui, apa saja kekurangan dan kelebihan yang sudah dilakukan pihaknya selama ini.
“Yang kurang kita tambah. Lebihnya juga kita perbaiki lagi, supaya Perbup ini bisa diterapkan sesuai harapan pemerintah,” kata Thamrin.
Yang pasti, pendidikan karakter ini akan menjadi budaya di sekolah yang dipimpinnya. Untuk mewujudkannya, tentulah dibutuhkan dukungan dari semua warga sekolah, orang tua wai murid, tokoh masyarakat dan juga tokoh agama. (PS)