SUMBAWA – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, terus mengoptimalkan kegiatan tracing dan testing guna mempercepat penemuan dan penanganan kasus Covid-19.
Hal ini menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 32 Tahun 2021 yang mengharuskan NTB melakukan 17.955 testing per hari.
“Kita sangat memperhatikan Inmendagri yang memberikan target testing untuk kabupaten/kota se-NTB. Dengan ketersediaan rapid antigen yang ada di kita, termasuk logistik lainnya harus ada dukungan juga. Logistik kayak APD dalam melakukan tracing dan testing itu. Itu menjadi perhatian kita,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumbawa, Drs H Hasan Basri, MM, didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dikes), I Ketut Sumadi Arta, SH.
Dijelaskannya, petugas di lapangan terus mengoptimalkan kegiatan tracing dan testing ini. Hal ini untuk mengetahui lebih awal masyarakat yang kontak erat dan mempercepat penanganan Covid-19.
Pemda pun saat ini sudah menyiapkan tambahan kamar di dua rumah sakit. Selain itu juga sudah menyiapkan rumah sakit darurat atau tempat isolasi terpusat di Hotel Dewi.
Di hotel tersebut tersedia sebanyak 37 kamar. Masing-masing kamar terdapat dua tempat tidur. “Nanti bagi warga yang dinyatakan positif rapid antigen yang tanpa gejala klinis, atau gejala ringan, dan rumahnya tidak memenuhi syarat untuk dilakukan isolasi mandiri, kita arahkan untuk dirawat di rumah sakit darurat atau tempat isolasi terpusat,” terangnya.
Terkait anggaran, diakuinya sudah ada untuk tim yang melakukan tracing. Kegiatan tracing ini didukung oleh TNI/Polri. Kemudian kesiapan anggaran untuk pengadaan, yang sudah cukup yakni untuk rapid test antigen.
Tetapi ada kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang harus disiapkan. Secara pelan-pelan kita akan mengklopkan itu. Supaya teman-teman puskesmas aman untuk melaksanakan tugas, kata Sekda.
Memang diakui Haji Bas, sapaan akrabnya, pihaknya memiliki kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Dari laporan beberapa Puskesmas, terdapat beberapa masyarakat yang ditelusuri kontak erat dengan pasien Covid-19 enggan untuk dilakukan pemeriksaan covid.
“Kalau teman-teman kami di petugas untuk testing itu memang selalu siap. Berapa yang sudah dilakukan tracing, kemudian dikumpulkan untuk ditesting. Tetapi ada beberapa masyarakat yang setelah dilakukan tracing, tidak mau diambil swab. Itu yang menjadi kendala,” ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pendekatan sehingga tracing dan testing dapat terus ditingkatkan. Masyarakat diberikan pemahaman, sehingga dapat mempercepat penanganan.
“Kita tetap lakukan pendekatan dan memberikan pemahaman. Bahwa ini bukan untuk dia saja, tetapi demi keselamatan orang banyak. Jika lebih awal kita ketahui positif, lebih cepat penanganannya. Orang lain dan keluarga yang disayang juga bisa terhindar. Itu yang paling penting,” pungkasnya. (PS)